Sabtu, 29 Oktober 2022 MUI Kota Cirebon dari Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat telah mengadakan kegiatan Seminar Peluang Bisnis dengan Tema "Punya Bisnis, Hidup Lebih Realistis" tema tersebut itu diusung oleh komisi pemberdayaan ekonomi umat yang di ketuai oleh K. Muchamad Nidzam, S. Ag M. Pd.I dan menghadirkan 3 pemateri diantaranya yaitu DR. H. Achmad Kholiq dengan tema "Menjadi Pebisnis dalam Tinjauan Akademis" beliau adalah Dosen Pasca Sarjana/Pengasuh Ponpes ITB/Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah. pemateri yang kedua yaitu Ustadz. H. Aceng Husen dengan tema "Bagaimana Memulai Bisnis dan Tetap Eksis" beliau adalah Praktisi Bisnis /owner UD. MAKMUR/ Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Ummat MUI Kota Cirebon dan pemateri ketiga yaitu KH. Habib Hasanain bin Yahya Lc dengan tema "Belajar Bisnis dari Rasulullah" beliau adalah Muballigh/ pengasuh ponpes Jagasatru/ Ketua Umum MUI Kota Cirebon.
adapun kegiatan tersebut dihadiri oleh unsur pemerintah kota cirebon, Polresta, Dandim, pengurus masjid di kota cirebon, pelaku usaha dan masyarakat umum.
adapun rangkuman dari isi kegiatan atau materi tersebut adalah :
1. KH.Sujai Amin (Wakil Ketua MUI kota Cirebon)
Berbisnis dan berdagang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Saw semenjak usia belia (12 tahun sudah ikut berdagang dengan pamannya sampai ke negeri Syam)
Sebaik-baiknya Mukmin adalah yang memiliki pondasi ekonomi yang kuat.
2.Dr. H. Achmad Kholik (Dosen Pascasarjana/pengasuh ponpes ITB, Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah)
Islam mendidik kita agar Sholeh vertikal dan Sholeh horizontal (Sholeh secara spiritual juga Sholeh dalam kemasyarakatan)
Baginda Rasulullah Muhammad Saw memulai bisnis dari usia belia, berawal dari mudhorobah (reseller yang menjualkan dagangan milik orang lain)
Tidak satupun pemilik dagangan yang menitipkan dagangannya kepada Rasulullah Muhammad itu rugi, semuanya mendapatkan keuntungan.
Dari situlah orang-orang mulai percaya dengan kepiawaian Rasulullah dalam berbisnis/berdagang.
Jadi modal utama dalam berbisnis adalah selalu menanamkan kepercayaan terhadap pemilik modal maupun kepada konsumen.
Al Qur'an telah mengatur tentang hutang piutang, berbisnis dan berdagang dalam ayat terpanjang yaitu :
Al Quran surat Al-Baqoroh 282
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِالْعَدْلِۖ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْۚ وَلْيُمْلِلِ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْـًٔاۗ فَاِنْ كَانَ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيْهًا اَوْ ضَعِيْفًا اَوْ لَا يَسْتَطِيْعُ اَنْ يُّمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهٗ بِالْعَدْلِۗ وَاسْتَشْهِدُوْا شَهِيْدَيْنِ مِنْ رِّجَالِكُمْۚ فَاِنْ لَّمْ يَكُوْنَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَّامْرَاَتٰنِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَۤاءِ اَنْ تَضِلَّ اِحْدٰىهُمَا فَتُذَكِّرَ اِحْدٰىهُمَا الْاُخْرٰىۗ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَۤاءُ اِذَا مَا دُعُوْا ۗ وَلَا تَسْـَٔمُوْٓا اَنْ تَكْتُبُوْهُ صَغِيْرًا اَوْ كَبِيْرًا اِلٰٓى اَجَلِهٖۗ ذٰلِكُمْ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ وَاَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَاَدْنٰىٓ اَلَّا تَرْتَابُوْٓا اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيْرُوْنَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَلَّا تَكْتُبُوْهَاۗ وَاَشْهِدُوْٓا اِذَا تَبَايَعْتُمْ ۖ وَلَا يُضَاۤرَّ كَاتِبٌ وَّلَا شَهِيْدٌ ەۗ وَاِنْ تَفْعَلُوْا فَاِنَّهٗ فُسُوْقٌۢ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُ ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
Terjemahan
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Beberapa keistimewaan Nabi Muhammad Saw
- Nabi Muhammad Saw adalah seorang pemimpin, seorang tokoh agama yang paling terkenal dan terkemuka di dunia.
- Nabi Muhammad adalah seorang guru terbaik yang pernah ada dengan 115.000 murid (murid-muridnya adalah orang yang sangat terkenal dan masyhur)
- Nabi Muhammad adalah seorang pebisnis yang sukses dan kaya.
Mulai dari usia 12 tahun, diusia 17 tahun sudah mampu berbisnis ekspor impor.
Ketika menikah usia Baginda Rasulullah 25 tahun dan istrinya Siti Khodijah 40 tahun, beliau sanggup memberikan maskawin 20 ukiyah (20 ons) emas ditambah 100 ekor Unta merah pilihah (unta termahal)
- Nabi Muhammad Saw adalah seorang Panglima perang terbaik yang ahli strategi perang.
- Nabi Muhammad Saw adalah Hakim terbaik di dunia.
Mahkamah Agung Amerika menempatkan posisi Nabi Muhammad Saw diurutan pertama Hakim terbaik dunia.
- Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin keluarga terbaik di dunia.
10 orang Sahabat Nabi Muhammad Saw yang masuk Surga, 9 diantara adalah pebisnis atau pedagang yang sukses.
Menjadi pelajaran untuk kita semua, untuk apa kita bekerja keras siang malam sampai sukses dan kaya raya tapi pada akhirnya masuk Neraka (nauzubillah).
Oleh karenanya kita harus mencontoh Baginda Rasulullah Muhammad Saw, bagaimana kita tetap sukses dan kaya raya tapi bisa masuk Surga.
Dalam sejumlah riwayat akan kita dapati hadits yang menyatakan sahabat Nabi akan dijamin masuk surga tanpa hisab atas ridha dari Allah SWT. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Auf dari Nabi Muhammad SAW bersabda:
أبو بكر في الجنة، وعمر في الجنة وعثمان في الجنة، وعلي في الجنة، وطلحة في الجنة، والزبير في الجنة، وعبد الرحمن بن عوف في الجنة، وسعد بن أبي وقاص في الجنة، وسعيد بن زيد في الجنة، وأبو عبيدة بن الجراح في الجنة
“Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’ad bin Abi Waqqas di surga, Sa’id bin Zaid di surga, Abu Ubaidah bin al-Jarrah di surga. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan An-Nasai).
3. KH.Drs.Aceng Husen (Praktisi bisnis, owner UD Makmur, Mubaligh, Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI kota Cirebon)
Berawal dari seorang pengusaha kaya dari Jakarta yang datang ke Cirebon membawa uang sangat banyak.
Ketika itu saya hanya punya penghasilan dari mengajar ngaji Rp 100.000,00
Ketika ditanya rahasia sukses pengusaha dari Jakarta itu, beliau mengatakan agar saya bersedekah Rp.100.000,00 tiap Minggu.
Penghasilan saya saja hanya Rp.100.000,00 bagaimana mungkin saya bisa bersedekah sebesar itu.
Akhirnya saya nawar kepada pengusaha sukses tersebut.
Dalam proses tawar-menawar yang panjang akhirnya saya diminta memaksakan diri untuk bersedekah Rp.5.000,00 seminggu sekali.
Bagaimana cara mudah untuk mendapatkan rezeki:
- Bersedekah walaupun dipaksakan dan Istiqomah.
- Istiqomah sholat berjamaah 5 waktu
- Bersilaturahmi
- Bersholawat kepada Baginda Rasulullah Muhammad Saw
- Berdo'a/bermunajat kepada Allah SWT
- Berdzikir
- Taklim (mau belajar)
- Takwa
Mulailah bisnismu dengan survei kebutuhan konsumen dan mulailah dengan memohon dengan ketulusan hati untuk memohon Ridho dari Allah SWT.
4. Imam Reza/Kiki (owner Tryas Hotel, Grand Tryas dan 12 perusahaan lainnya)
Saya melanjutkan usaha yang telah dirintis ayah saya (Bapak Sumarno) berjualan rotan di Tegal Wangi dari tahun 1980.
Ketika Krisis moneter tahun 1997-1998 bapak saya malah mendapatkan berkah dari krisis tersebut karena perdagangan rotan menggunakan Dollar.
Harga Dollar tinggi akhirnya bapak saya untung banyak.
Dari hasil tersebut bisa digunakan untuk mendirikan Hotel dan lain sebagainya.
Catatan dari saya adalah "orang bisnis harus matang betul perhitungannya, bila sudah berucap pantang untuk merubah keputusannya"
Contoh:
Bila sudah komitmen dengan harga yang telah dimusyawarahkan, pantang merubah harga dengan alasan rugi atau alasan apapun.
*Mempertahankan bisnis warisan dari orang tua lebih sulit daripada memulai bisnis sendiri dari awal.
*Orang tua adalah guru terbaik untuk kita.
*Restu dari orang tua kita untuk memulai bisnis lebih diutamakan daripada menuruti kata hati.
*Komitmen untuk bersungguh-sungguh dalam memulai bisnis adalah yang utama.
5. KH.Habib Hasanain Lc (Mubaligh, Pengasuh ponpes Jagasatru, Ketua MUI kota Cirebon)
Rezeki harus dicari
Jodoh harus dicari
Kematian silahkan ditunggu
Orang yang baik adalah orang yang berharap Rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT juga percaya pada hari akhir/hari pembalasan.
Bila sudah seperti ini, dipastikan akan takut untuk berbuat seenaknya, berbisnis kotor, berdagang licik dan tak berani melakukan hal-hal buruk lainnya.
Contohlah sifat Al Amin dari Baginda Rasulullah Muhammad dalam berbisnis.
Dengan kepercayaan yang selalu terjaga, in Syaa Allah bisnispun akan lancar.
Ikhtiar dan berhusnudzonlah kepada Allah SWT kalau bisnis atau dagang kita akan membuahkan hasil.
Dan bila sampai berhutang, lunasilah hutangmu sebelum jatuh tempo.
Sebaik-baiknya orang yang berhutang adalah yang melebihkan pembayarannya atas dasar kerelaan hati, dan bukan karena diminta untuk melebihkan pembayarannya oleh si pemberi hutang
0 Comments